
Sebanyak 23 perusahaan raksasa dalam dan luar negeri masuk dalam jalur investasi hilir pertambangan senilai US$ 30,9 miliar setara Rp 482 triliun berdasarkan kurs Rp 15.615 per dolar AS. Perusahaan saat ini sedang dalam konstruksi atau menunggu dan / atau menunggu persetujuan lisensi.
“Ini harus kita manfaatkan dengan mempercepat pemberian izin dan kemudahan agar realisasinya lebih cepat,” kata Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Penanaman Modal Septian Hario Seto saat meresmikan Forum Kemitraan Penanaman Modal di Jakarta, Rabu (12/7).
23 perusahaan tersebut adalah:
Kalimantan
1. Adaro Aluminium Indonesia senilai US$ 2.000
2. Tongkum Petrochemical Indonesia senilai US$ 9.900
3. Horizon Barokah Award senilai US$453
Sulawesi
4. HPAL Pomalaa (Vale-Ford-Huayou) senilai US$3.500
5. Bahan Energi Baru CNGR Pomalaa senilai US$ 1.200
6. Energi Baru Zhongtsing senilai US$787
7. Perluasan HPAL QMB senilai US$ 777
8. Proyek Anoda BTR senilai US$ 478
9. Proyek Lithium Chengkok senilai US$ 350
10. Proyek HPAL IKIP senilai US$ 2.750
Maluku
11. HPAL Sonic Bay (Eramet-BASF) senilai US$2.200
12. Huasan Cobalt Nikel senilai US$2.082
13. Energi Baru Xingquan CNGR senilai US$502
14. Energi Baru Xingqiu CNGR senilai US$500
15. Energi Baru CNGR Xinxin senilai US$488
16. Niccle Metal Industry senilai US$460
17. Industri Logam Maluku Utara senilai US$ 437
18. Jaman New Energy senilai US$428
19. Chengmach Nickel Indonesia senilai US$ 424
20. Industri Peleburan Logam Semesta senilai US$ 417
21. Westrong Metal Industries senilai US$389
22. Industri Logam Jade Bay senilai US$ 256
23. Ekspansi Legenda Halmahera Persada senilai US$ 1.200
Septian mengatakan hilirisasi nikel menjadi besi dan baja, serta bahan baku baterai memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai ekspor.
Nilai ekspor turunan nikel periode Januari-Oktober 2022 mencapai US$ 28,3 miliar. Angka tersebut telah melampaui nilai ekspor turunan nikel sepanjang 2021 yang mencapai US$22,7 miliar.
Sedangkan nilai ekspor besi dan baja mencapai US$ 23,16 pada Januari-Oktober 2022, meningkat dari ekspor besi dan baja sepanjang 2021 sebesar US$ 23,16.
Demikian juga nilai ekspor PLTMH atau bahan baku baterai mencapai US$ 1,74 miliar pada Januari-Oktober 2022. Nilai tersebut meningkat dibandingkan ekspor PLTMH sepanjang 2021 yang mencapai US$ 0,31 miliar.