
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan surat rekomendasi ekspor konsentrat tembaga untuk PT Freeport Indonesia, menyusul capaian pembangunan smelter yang melampaui target 51% hingga Januari 2023.
Plt Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba), Muhammad Wafid mengatakan, ekspor konsentrat Freeport saat ini tinggal menunggu izin dari Kementerian Perdagangan atau Kementerian Perdagangan.
Sebelumnya, Freeport tidak bisa mengekspor konsentrat tembaga, meski Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan rekomendasi untuk memperpanjang dan melonggarkan aturan izin ekspor. Rekomendasi diberikan melalui terbitnya Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2023 tentang Kelanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam Dalam Negeri pada 9 Juni 2023.
“Secara teknis Kementerian ESDM sudah menyelesaikan ini karena Freeport sudah memenuhi syarat minimal persentase pembangunan smelter,” kata Wafid di Gedung Nusantara 1 DPR, Jakarta, Kamis (22/6). .
Wafid mengatakan Kementerian ESDM telah menerbitkan surat rekomendasi ekspor yang selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh Kementerian Perdagangan. Dia juga mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut kapan pipa ekspor konsentrat tembaga Freeport akan dibuka kembali. “Tunggu saja Kemendag, belum tahu kapan dan kapan,” kata Wafid.
Di sisi lain, PT Freeport Indonesia mengaku tidak bisa mengirimkan kargo konsentrat tembaga ke pasar luar negeri, meski Kementerian ESDM telah mengeluarkan rekomendasi perpanjangan izin ekspor.
Juru bicara Freeport, Katri Krisnati, mengatakan perusahaan masih berusaha mendapatkan konfirmasi kelanjutan ekspor hingga Mei 2024. Sejauh ini, Freeport masih menunggu izin perpanjangan ekspor dari Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan.
“Sejak 10 Juni 2023, Freeport menghentikan ekspor dan prioritas kami sekarang adalah mendapatkan izin ekspor,” kata Katri kepada Katadata.co.id melalui pesan singkat, Kamis (22/9).
Dia mengatakan, penghentian ekspor selama 12 hari terakhir menyebabkan gudang konsentrat tembaga di Amampare, Mimika, Papua, melebihi batas muatan maksimum. Ada tiga gudang dengan kapasitas masing-masing 40.000 ton, dengan 40% konsentratnya masuk ke pabrik peleburan PT Smelting di Gresik.
Katri mengatakan, PT Smelting sedang menutup perawatan rutin atau penutupan perawatan rutin sejak 1 Mei 2023, sehingga tidak ada pengiriman ke Gresik. “Gudang penyimpanan saat ini sudah penuh, dan sebagian konsentrat harus ditempatkan di luar gudang,” kata Katri.
Seperti diketahui, Kementerian ESDM telah memperpanjang masa ekspor lima jenis mineral logam hingga Mei 2024. Kelima mineral tersebut merupakan konsentrat tembaga, besi, timbal, seng, dan lumpur anoda hasil pemurnian tembaga.
Relaksasi ekspor ini merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif larangan ekspor mineral mentah yang akan berlaku mulai 10 Juni 2023. Hal tersebut juga merupakan amanat UU No. 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba), serta memberikan kesempatan kepada perusahaan terkait untuk menyelesaikan proyek peleburan.
Pengesahan peraturan menteri tersebut membuka peluang bagi beberapa perusahaan untuk mendapatkan relaksasi ekspor mineral mentah, antara lain PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara untuk konsentrat tembaga.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia telah mengantongi rekomendasi ekspor konsentrat tembaga sebanyak 2,3 juta ton dari Kementerian ESDM hingga Juni 2023. Keputusan ini sebagai respons atas tercapainya pembangunan fasilitas pengolahan atau peleburan tembaga baru yang dimilikinya. . oleh Freeport yang mencapai 54,5% pada akhir Januari 2023.
Pencapaian pembangunan smelter yang didirikan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik ini lebih baik dari target yang ditetapkan yakni 52,9%.