
Kementerian ESDM menyebut PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara masih belum bisa mengekspor konsentrat tembaga ke luar negeri, meski keduanya telah mendapat usulan perpanjangan izin ekspor hingga Mei 2024.
Plt Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba), Muhammad Wafid mengatakan, Kementerian ESDM telah memberikan rekomendasi perpanjangan izin ekspor ke Freeport dan Amman Mineral.
Namun, rekomendasi Kementerian ESDM yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 7 Tahun 2023 tentang Keberlanjutan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam Dalam Negeri tidak serta merta menjadi tiket yang akan segera memuluskan relaksasi Freeport. . dan ekspor tembaga Amman Mineral.
Menurut dia, kedua perusahaan tersebut juga perlu mendapatkan izin lebih lanjut dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Bea Cukai yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan.
“Freeport dan Amman tidak boleh ekspor. Selama regulasinya tidak simultan, implementasinya tidak bisa dilaksanakan,” kata Wafid di Kantor Kementerian ESDM, Senin (3/7).
Wafid optimis kerja sama pemerintah dalam pembukaan izin ekspor konsentrat tembaga akan aktif dalam waktu dekat, sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk menyepakati perpanjangan kedua izin ekspor tersebut. “Saya kira ini masalah waktu saja karena pemerintah sudah membuat komitmen,” katanya.
Freeport mengaku tidak bisa mengirimkan kargo konsentrat tembaga ke pasar luar negeri meski Kementerian ESDM telah mengeluarkan rekomendasi perpanjangan izin ekspor. Sejauh ini, perseroan masih menunggu izin perpanjangan ekspor dari Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan.
Penghentian ekspor berdampak pada fasilitas atau gudang penyimpanan konsentrat tembaga di Amampare, Mimika, Papua yang melebihi batas muatan maksimum. Ada tiga gudang dengan kapasitas masing-masing 40.000 ton, dengan 40% konsentratnya masuk ke smelter PT Smelting di Gresik.
Juru bicara Freeport, Katri Krisnati, mengatakan pada 22 Juni lalu PT Smelting akan ditutup untuk pemeliharaan rutin mulai 1 Mei 2023 sehingga tidak ada pengiriman ke Gresik. Oleh karena itu, gudang penyimpanan saat ini sudah penuh dan sebagian konsentrat harus ditempatkan di luar gudang.
Menanggapi hal tersebut, Wafid mengatakan pemerintah terus berupaya dan mengoptimalkan komunikasi antar kementerian dan lembaga. “Kalau gudang sudah penuh dan harus diekspor tapi belum ada regulasi yang tepat, sabar saja, pemerintah akan terus mengusahakan,” ujarnya.
Wafid juga mengatakan, ekspor konsentrat tembaga saat ini tinggal menunggu izin dari Kementerian Perdagangan atau Kementerian Perdagangan. Dia juga mengaku belum mendapat informasi lebih lanjut kapan pipa ekspor konsentrat tembaga Freeport akan dibuka kembali. “Tunggu saja Kemendag, belum tahu kapan dan kapan,” ujarnya.
Katadata mencoba menghubungi Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Budi Santoso dan Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag Muhammad Suaib Sulaiman sejak 23 Juni lalu. Namun hingga naskah ini ditulis, kedua pejabat negara tersebut tidak memberikan tanggapan apapun.