PT Freeport Indonesia menyatakan belum mendapat lampu hijau untuk menjual konsentrat tembaga meski pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan perpanjangan izin ekspor dari semua kementerian.
Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu terbitnya dokumen Surat Persetujuan Ekspor dari Kementerian Perdagangan.
“Sampai saat ini ekspor konsentrat tembaga belum dimulai,” kata Tony Wenas usai Konferensi Katadata IDE 2023, di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (20/7).
Dia berharap pemerintah mempercepat penerbitan Surat Persetujuan Ekspor karena Freeport menghentikan operasi penjualan ke luar negeri sejak 10 Juni 2023.
Keterlambatan izin ekspor berdampak negatif terhadap operasional perusahaan, terutama ketika gudang penyimpanan konsentrat sudah penuh, dan sebagian konsentrat harus ditempatkan di luar gudang.
Perpanjangan izin ekspor belakangan ini menjadi isu mendesak di kalangan dalam Freeport. Perusahaan kini terus berdialog dengan kementerian terkait agar izin ekspor bisa segera keluar. “Kita harapkan minggu ini sudah bisa ekspor,” tambah Tony.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan regulasi untuk mendukung perpanjangan izin ekspor bagi perusahaan tembaga Freeport Indonesia, Amman Mineral, dan beberapa produsen mineral logam yang telah mendapatkan relaksasi ekspor.
Keputusan lintas kementerian ini merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif larangan ekspor mineral mentah yang mulai berlaku pada 10 Juni 2023, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba), serta memberikan kesempatan kepada perusahaan terkait untuk menyelesaikan proyek peleburan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengeluarkan ketentuan yang mengatur tentang relaksasi izin ekspor melalui Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral No. 7 Tahun 2023 tentang Kesinambungan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam Dalam Negeri.
Selain itu, Kementerian Perdagangan mengeluarkan dua peraturan yang mengatur perpanjangan izin ekspor untuk lima jenis komoditas mineral hingga Mei 2024. Dua peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada 10 Juli 2023 adalah Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2023 yang dilarang ekspor dan Peraturan Menteri Perdagangan.
Sepasang peraturan ini membuka relaksasi ekspor bagi beberapa perusahaan pertambangan yang terlibat dalam produksi tembaga, besi, timbal, konsentrat seng, dan lumpur anoda hasil pemurnian tembaga.
Sementara itu, Kementerian Keuangan menerbitkan aturan tarif bea keluar produk mineral logam olahan yang berlaku mulai 17 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 71 Tahun 2023 tentang Perubahan Ketiga atas PMK Nomor 39 Tahun 2022 Tentang Barang Ekspor Duport.
Penetapan tarif bea keluar atas ekspor produk pengolahan mineral logam didasarkan pada kemajuan fisik pembangunan fasilitas pemurnian yang telah mencapai minimal 50%. PMK 71 Tahun 2023 juga menetapkan kenaikan tarif bea keluar berlaku mulai 1 Januari hingga berakhirnya masa relaksasi ekspor mineral mentah hingga 31 Mei 2024.
Pengesahan PMK tersebut membuka peluang bagi beberapa perusahaan untuk mendapatkan relaksasi ekspor mineral mentah, antara lain Freeport dan Amman Mineral untuk konsentrat tembaga, PT Sebuku Iron Lateritic Ores sebagai perusahaan pemurnian mineral besi.
Kemudian ada PT Kapuas Prima Citra sebagai badan usaha pertambangan komoditas utama dan PT Kobar Lamandau Mineral sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan seng. Freeport melaporkan, progres fisik fasilitas pemurnian konsentrat tembaga di Gresik, Jawa Timur, telah mencapai 74% pada Juni 2023.
Sedangkan pencapaian fasilitas pemurnian tembaga Amman Mineral sebesar 51,63% per Januari 2023. Progres fisik fasilitas pemurnian besi Sebuku Iron Lateritic Ores sudah mencapai 89,79% per Februari 2023.
Kemudian fasilitas pemurnian seng milik Kobar Lamandau Mineral sudah mencapai 89,65% per Februari 2023 dan fasilitas pemurnian timbal Kapuas Prima Citra sudah mencapai 100% per Mei 2022.
