
PT Freeport Indonesia (PTFI) melaporkan progres pembangunan smelter tembaga baru di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik mencapai 61,5% hingga kuartal pertama 2023.
Juru bicara Freeport Indonesia, Katri Krisnati, mengatakan progres pembangunan smelter tersebut sesuai dengan target yang disepakati perusahaan dan pemerintah. Smelter senilai US$ 3 miliar itu diperkirakan mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
“Saat ini kegiatan pembangunan masih terus berjalan untuk memenuhi target progres sesuai timeline yang disepakati dengan pemerintah,” kata Katri melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa (25/4).
Sementara itu, pembangunan smelter baru sempat tertunda selama satu tahun, seiring kendala Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama dua tahun terakhir.
Sebelumnya, Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, pabrik tersebut baru bisa beroperasi penuh pada Desember 2024. Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Freeport menyebutkan, masa penyelesaian Pabrik Gresik paling lama 5 tahun. sejak IUPK diterbitkan pada Desember 2018, hingga penyelesaian pembangunan smelter maksimal pada Desember 2023.
“Ada pandemi Covid-19, makanya kami mengajukan perpanjangan ke pemerintah karena force majeure yang tertunda selama 1 tahun,” kata Tony dalam Rapat Kerja (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (27/3). .
Jika smelter selesai, Freeport akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga setiap tahunnya. Hal itu berawal dari langkah Freeport Indonesia untuk meningkatkan kepemilikannya di pabrik pengolahan atau peleburan tembaga milik PT Smelting yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, dari 39,5% menjadi 65%.
Penambahan kepemilikan aset tersebut tak lepas dari peran Freeport sebagai investor tunggal dalam proyek perluasan atau penambahan kapasitas pabrik tersebut. Melalui pendanaan US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,7 triliun yang diperoleh seluruhnya dari Freeport, smelter milik PT Smelting ini diproyeksikan mampu meningkatkan kapasitas peleburan konsentrat tembaga hingga 300 ribu ton menjadi 1,3 juta ton per tahun. .