
Harga batu bara termal di ICE Newcastle, Australia, terus turun meski pasokan terbatas di dua daerah penghasil utama Negeri Kanguru itu akibat hujan dan masalah logistik.
Harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak Maret 2023 turun 16,9% pada Kamis (9/2) menjadi US$191,5 per ton dari US$229 pada perdagangan sebelumnya. Ini level terendah sejak 22 Maret 2022. Sedangkan harga pengiriman Februari turun US$ 13,85 atau 5,78% menjadi US$ 225,5 per ton.
Harga tersebut mungkin dianggap luar biasa beberapa tahun yang lalu, tetapi tidak sekarang terutama dengan inflasi yang masih membebani para penambang. Dengan koreksi ini, harga batu bara ICE Newcastle telah turun 43,6% sepanjang tahun ini.
Salah satu faktor utamanya adalah pasokan gas yang lebih tinggi dari perkiraan di Eropa setelah musim dingin yang sejuk. Trading Economics mencatat data Kpler menunjukkan impor batubara di Eropa cenderung menunjukkan penurunan sebesar 30% secara tahunan (YoY) dan 23% secara bulanan (Month Over Month) di bulan Januari.
Ekonom Westpac mencatat, laporan pagi ini juga menyebutkan Grup Adani yang saat ini bermasalah menjual batubaranya di pasar dengan harga diskon.
“Sementara harga batu bara termal terus menurun dengan kontrak Maret Rotterdam turun hampir 5% ke level terendahnya pada Februari tahun lalu,” kata ekonom Westpac seperti dikutip Stockhead.com.au pada Jumat (10/2).
“Kontraknya turun 37% sepanjang tahun ini. Dan Adani dikatakan menawarkan batubara termal di pasar Asia dengan diskon untuk ‘penjualan cepat’. Benchmark Newcastle telah turun 43% sepanjang tahun ini,” tambah analis.
Harga batu bara termal mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar US$450 per ton pada Oktober 2022 setelah perang Rusia-Ukraina memicu kekurangan pasokan. Setelah itu, harga cenderung berfluktuasi dan turun tajam saat memasuki tahun 2023.