
PT PLN (Persero) menggunakan biomassa sebagai pengganti batubara yang digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Teknologi yang disebut co-firing ini dilakukan PLN untuk mengurangi emisi karbon.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan sepanjang 2022 PLN akan menerapkan teknologi co-firing di 36 lokasi PLTU dari target 35 lokasi. Program pembakaran bersama PLN mampu menghasilkan 575,4 GWh energi bersih dan berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 570 ribu ton CO2 dengan menggunakan 542 ribu ton biomassa.
“Pelaksanaan pembakaran bersama akan berdampak pada pengurangan emisi karbon dan gas rumah kaca. Ini merupakan bagian dari ekosistem ketenagalistrikan masyarakat yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” ujar Darmawan.
Tidak hanya menggunakan biomassa, untuk menjamin kesinambungan pasokan, PLN telah membangun rantai pasokan biomassa. Mulai dari perencanaan, pengembangan, pengelolaan pembangkit biomassa hingga komersialisasi PLTU PLN.
Ada lima jenis biomassa yang saat ini digunakan, yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang kelapa sawit, tongkol jagung, dan bahan bakar limbah padat.
Program co-firing sendiri berhasil dilakukan dengan menggandeng 12 pemerintah daerah di seluruh Indonesia dalam pemanfaatan sampah. Selain itu, enam proyek Bahan Bakar Padat Jumputan (BBJP) telah diluncurkan dan akan beroperasi pada tahun 2022.
“Kami bekerjasama dengan berbagai pihak. Termasuk pemerintah daerah untuk pemanfaatan limbah dan Perhutani untuk pemanfaatan tanaman energi atau serbuk gergaji. Kerjasama dengan masyarakat dan berbagai pihak lainnya dilakukan untuk pemanfaatan jenis biomassa seperti serbuk gergaji, beras sekam, tongkol jagung dan cangkang sawit. , kata Darman.
Menuju transisi energi bersih, PLN tidak berjalan sendirian. PLN bekerjasama dengan pemberdayaan masyarakat. Program ini memberikan dampak yang luar biasa bagi PLN, lingkungan dan masyarakat.
“Melalui program ini, kami tidak hanya berniat mengganti batu bara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa yang handal dengan melibatkan masyarakat. Sehingga pasokan tersebut berdampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” ujar Darmawan.
Kehadiran program ekonomi kerakyatan bersama ini juga merupakan langkah konkrit PLN dalam menghadapi permasalahan global. Mewujudkan Indonesia merdeka yang bersih dan energik. Meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG).