
Anak usaha Bumi Resource, PT Kaltim Prima Coal (KPC), telah menandatangani perjanjian investasi untuk melanjutkan proyek hilir batubara di Bengalon, Kalimantan Timur.
Perjanjian ini juga mengisi kekosongan mitra investasi KPC setelah hengkangnya perusahaan pemrosesan gas dan kimia Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemicals Inc. yang berangkat pada awal tahun 2023.
Direktur Utama Bumi Resource, Adika Nuraga Bakrie mengatakan, kerjasama hilirisasi emas hitam dengan mitra baru tersebut juga mengubah arah produk batu bara yang diolah menjadi amoniak dari rencana awal produksi methanol.
Adika melanjutkan, proyek hilir batu bara akan mulai dibangun pada 2024. “Capital expenditure masih dihitung dan kapasitas proyek menyusut,” kata Adika di Hotel Sultan Jakarta, Rabu (31/5).
Menurut Adika, langkah KPC mengubah output produk batu bara olahan karena adanya perubahan permintaan pasar yang lebih diarahkan pada komoditas amoniak. “Amoniak itu sepertiga dari kapasitas yang bisa digunakan sendiri untuk amonium nitrat,” ujarnya.
Pembangunan pabrik pengolahan batu bara tersebut diperkirakan memakan waktu 36 bulan atau tiga tahun dengan kepemilikan saham Bumi Resource sebesar 25% dibagi dua anak usahanya, KPC dan PT Arutmin.
Sejauh ini Adika belum bisa memberikan informasi detail terkait mitra KPC di proyek hilirisasi batu bara tersebut. “Nanti nama perusahaannya akan kami umumkan. Kerja sama dengan Air Products sudah dihentikan,” kata Adika.
Sebelumnya, KPC bersama Air Products berencana membangun proyek pengolahan batu bara menjadi methanol. Proyek yang berlokasi di Bengalon, Kalimantan Timur ini ditargetkan beroperasi pada 2025 dengan kapasitas pengolahan batu bara 5-6,5 juta ton per tahun (GAR 4.200 kcal/kg) menjadi 1,8 juta ton metanol per tahun.
Namun, proyek tersebut tidak berlanjut ketika Air Products keluar dari proyek hilirisasi batubara menjadi methanol yang sedang dikerjakan dalam joint venture dengan PT Kaltim Prima Coal.
Plt Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM, Muhammad Idris Froyoto Sihite, Pengunduran Diri Air Products and Chemicals Inc. dua proyek hilirisasi batu bara domestik tersebut karena stagnasi perhitungan investasi antar perusahaan.
“Ya, proyek bersama PTBA dan KPC juga akan ditarik, batal semua. Mungkin karena skema bisnis dan aspek ekonominya belum terpenuhi,” kata Idris kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (9/9). /3). .