
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan biaya konversi sepeda motor bahan bakar minyak (BBM) ke sepeda motor listrik mencapai Rp 15 juta per unit. Menurutnya, penurunan harga ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus mendukung pasokan listrik kendaraan bermotor.
Arifin mengatakan pemerintah menargetkan 1.000 sepeda motor konversi hingga akhir 2023. Sepeda motor konversi tersebut akan menjadi milik PLN dan Pertamina yang akan digunakan di kementerian dan lembaga. Hingga saat ini, pemerintah baru menyelesaikan 120 sepeda motor konversi.
“Motor ini sedang diuji sejauh 10.000 kilometer,” kata Arifin saat ditemui wartawan di Ruang Sarula Kementerian ESDM, Senin (19/9).
Suku cadang dan mesin yang digunakan dalam perakitan sepeda motor convertible ini berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Umumnya motor yang dikonversi adalah motor tipe bebek. Arifin menjelaskan, hingga saat ini sudah ada empat bengkel yang sudah menjalani pelatihan konversi motor. Empat bengkel tersebut adalah Politeknik Astra Jawa Cikarang Barat, Global Mandiri Semesta Bogor, Yamaha Panprisa Motor Depok dan Katalis Bekasi.
“Ada 40 bengkel yang telah mengirimkan pelatihan. Hal ini dapat memperluas kegiatan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru di sektor perakitan dan jasa,” lanjutnya.
Arifin mengatakan, program konversi sepeda motor listrik masih sebatas proyek percontohan dan tidak ditujukan untuk komersial. Meski begitu, pemerintah membuka akses bagi warga yang ingin mengonversi sepeda motornya menjadi kendaraan listrik di empat bengkel resmi yang telah menjalani pelatihan.
“Kami mempercepat program ini. Di Indonesia terdapat 120 juta sepeda motor dimana satu sepeda motor menggunakan kurang lebih 3-4 liter oli per hari. Total konsumsi BBM sama dengan 700.000 barel,” kata Arifin.
Dirjen Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang baru, Dadan Kusdiana mengatakan, satu unit motor listrik diklaim mampu menghasilkan 0,64 kg per hari. Angka tersebut jauh lebih rendah dari emisi yang dihasilkan sepeda motor konvensional sebesar 2,4 kg per liter. “Emisi yang dihasilkan motor listrik berasal dari produksi listrik, bukan dari motor. Tidak ada emisi dari motor,” ujar Dadan.
Dalam forum yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah mengusulkan subsidi untuk program konversi sepeda motor listrik. Kementeriannya saat ini sedang berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan. “Sesuai dengan pesan presiden, kementerian diminta untuk mengutamakan penggunaan kendaraan listrik,” kata Budi.