liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138

MIND ID Minta Indeks Harga Nikel Perhitungkan Fundamental Industri

MIND ID Minta Indeks Harga Nikel Perhitungkan Fundamental Industri

PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) merespon wacana pembentukan indeks harga nikel Indonesia atau Indonesian Nickel Price Index. Mereka menilai, indeks tersebut bisa dijadikan acuan harga dalam transaksi penjualan nikel di pasar domestik.

Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan, rencana pembuatan indeks harga nikel Indonesia didasarkan pertimbangan cadangan nikel di Indonesia yang didominasi nikel kelas dua.

“Jika rencana pembentukan indeks harga nikel Indonesia akan dilaksanakan, sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor dasar industri nikel di Indonesia seperti cadangan, produksi, dan konsumsi,” kata Heri kepada Katadata.co.id melalui SMS pesan pada Jumat (19/5).

Bisnis perdagangan nikel dalam negeri selama ini menggunakan harga acuan mineral (HPM) yang selama ini mengacu pada harga rata-rata nikel di pasar London Metal Exchange (LME).

Transaksi nikel di pasar LME mengacu pada nikel kelas satu sebagai bahan baku kendaraan listrik. Sedangkan produksi dan transaksi nikel di Indonesia mayoritas berasal dari jenis second class, seperti feronikel nickel pig iron (NPI) hingga nickel matte yang merupakan bahan baku pembuatan stainless steel.

Sebagai induk atau induk perusahaan industri pertambangan tanah air, MIND ID mengaku sejauh ini belum terlibat dalam pembahasan khusus terkait pembentukan indeks harga nikel Indonesia. Meski demikian, MIND ID siap mendukung kebijakan tersebut, dan terlibat dalam diskusi tersebut.

“Pembentukan indeks nikel Indonesia juga harus mendapat dukungan dari pembuat kebijakan di Indonesia agar indeks tersebut dapat diperhitungkan dalam penentuan harga acuan nikel,” kata Heri.

MIND ID melalui anggota holingnya, PT Aneka Tambang (Antam), saat ini masih menggunakan harga acuan berupa HPM yang dikeluarkan pemerintah untuk negosiasi penjualan bijih nikelnya.

Volume produksi bijih nikel konsolidasian Antam pada triwulan I 2023 mencapai 3,41 juta wet metric ton (wmt), naik 17% dibandingkan volume produksi triwulan I 2022 sebesar 2,92 juta wmt.

Pertumbuhan produksi bijih nikel bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan positif penjualan bijih nikel pada kuartal I 2023. Sementara itu, total penjualan bijih nikel konsolidasian Antam mencapai 3,44 juta wmt, naik 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,33 juta wmt.

Sedangkan terkait kinerja produksi dan penjualan komoditas nikel pada triwulan I tahun 2023, Antam mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 5.437 ton nikel dalam feronikel, dengan volume penjualan produk feronikel mencapai 4.287 ton.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, indeks harga nikel Indonesia dapat menjadi instrumen yang mengendalikan transaksi nikel di dalam negeri.

Fungsi indeks harga nikel Indonesia akan serupa dengan skema harga batu bara acuan atau HBA yang mengatur besaran kewajiban tarif royalti bagi bisnis batu bara domestik. “Pemerintah sedang memikirkan tempat sendiri agar bisa menentukan harga,” kata Luhut di Hotel Westin, Jakarta, Senin (9/5).

Indeks harga ini dimaksudkan untuk mengurangi selisih harga yang timbul dari nilai aktual penjualan nikel dan patokan harga mineral yang selama ini mengacu pada harga rata-rata nikel di pasar London Metal Exchange. “Kami juga ingin menetapkan harga sendiri, memasak LME untuk mengontrol harga nikel kami,” kata Luhut.