
PT PLN menargetkan pensiun dini PLTU Batubara Pelabuhan Ratu dilaksanakan pada 2037 atau 8 tahun lebih cepat dari akhir operasi pada 2045.
Direktur Perencanaan Korporasi dan Pengembangan Usaha PLN Hartanto Wibowo mengatakan, pengambil kebijakan masih berupaya mendapatkan pembiayaan murah untuk merealisasikan pensiun dini PLTU PLN berkapasitas 3 x 350 megawatt.
“Secara teknis PLTU Pelabuhan Ratu akan bertahan hingga 2045, kami upayakan untuk dimajukan sehingga PLTU baru beroperasi hingga 2037,” kata Hartanto saat menjadi pembicara dalam diskusi daring bertajuk ‘Prospek dan Tantangan Mekanisme Transisi Energi’, Rabu (29/3).
PLN saat ini sedang menunggu regulasi yang mengatur penggunaan alokasi dana Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk program pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu. Pembiayaan JETP merupakan alternatif program pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu.
Melalui skema pembiayaan ini, Indonesia memiliki peluang untuk hibah, pinjaman lunak, dan pinjaman komersial dengan suku bunga rendah sekitar 3% untuk proyek transisi energi.
Nilai PLTU Pelabuhan Ratu diperkirakan US$ 800 juta atau setara Rp 12 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.097 per dolar AS. “Terkait pensiun dini PLTU, salah satu hal yang menjadi kunci sukses mendapatkan pembiayaan murah. Memang tidak mudah, kita bahu-membahu mewujudkannya,” kata Hartanto.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Perencanaan Transmisi dan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan, realisasi pendanaan JETP di PLTU Pelabuhan Ratu bergantung pada PT. Bukit Asam (PTBA) sebagai pihak yang berencana mengambil alih PLTU.
Rencana akuisisi tersebut disepakati dalam bentuk major framework agreement pada acara BUMN Conference Media Conference pada pertengahan Oktober lalu.
“Karena PTBA akan mengambil alih milik PLN, PTBA akan melihat apakah ini menguntungkan. Kalau tidak menguntungkan, mungkin tidak jalan,” kata Evy saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (16/2). ).
PTBA belum memberikan kepastian terkait kelanjutan akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu milik PLN sebagai bagian dari upaya pensiun dini.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, akhir tahun lalu perseroan masih berupaya melakukan due diligence dengan PLN. “Nanti kita komunikasikan dengan PLN dan pihak terkait,” kata Arsal saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR, Selasa (12/6/2022).
Disinggung soal kelanjutan akuisisi aset PLTU Pelabuhan Ratu dari PLN, Arsal mengatakan pihaknya masih perlu melakukan due diligence sebelum mengakuisisi PLTU tersebut. “Nanti kami akan melakukan riset dulu,” kata Arsal.