
PT PLN telah menetapkan masa siaga pasokan listrik Hari Raya tahun ini mulai 15 April hingga 30 April 2023. PLN telah menyiapkan bahan dan peralatan pendukung jauh-jauh hari untuk mendukung kelancaran kegiatan mudik lebaran.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya melakukan panggilan siaga listrik lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, call to action dilakukan pada H-16 Lebaran.
“Umumnya reli digelar H-7, tapi karena kami berharap return tahun ini lebih besar dari tahun lalu, maka standby call dimajukan,” kata Darmawan di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Rabu (5/4).
PLN telah menyediakan beberapa fasilitas penyediaan listrik untuk menyambut Hari Raya Aidilfitri tahun ini. Diantaranya adalah 1.478 genset, 559 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) sebagai peralatan listrik yang dapat memberikan daya cadangan saat aliran listrik utama terganggu atau terputus dan 16 trafo portabel.
Selain itu, PLN juga telah memberikan 925 Mobile Substation Unit (UGB), 37 tower Emergency Recovery System (ERS) dan 259 unit crane, 3.260 mobil dan 3.395 sepeda motor.
Untuk mengakomodir pemudik yang menggunakan mobil listrik, PLN juga telah memasang 616 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 237 lokasi. Lokasi SPKLU dipasang di beberapa fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, perbankan, dan rest area.
Menurut Darmawan, seluruh instalasi SPKLU di rest area berjenis fast charging dengan masa pengisian penuh maksimal 15 menit. “Ada aplikasi PLN Mobile, pemudik bisa menemukan lokasi SPKUL terdekat di rute perjalanannya,” ujar Darmawan.
Selama musim Idulfitri, pasokan listrik PLN turun menjadi 29 gigawatt (GW) dari biasanya 44 GW. Hal ini menyusul berkurangnya aktivitas perkantoran dan ritel selama hari raya Idulfitri. “Pada hari libur ini pasokan listrik jauh lebih tinggi dari beban puncak, sehingga aman,” kata Darmawan.
PLN juga menjamin kondisi energi primer seperti batu bara, gas dan BBM di seluruh pembangkit milik perusahaan dengan hari operasi (HOP) yang cukup. “Stok energi utama seperti suplai dan stok batu bara jauh lebih aman dibandingkan saat Nataru 2022,” kata Darmawan.