
Pemerintah diharapkan tetap memberikan subsidi listrik kepada pelanggan PLN yang mendapat paket kompor induksi gratis dari golongan 450 volt ampere (VA) dan 900 VA. Dalam program konversi ini, PLN akan meningkatkan daya pelanggan dari 450 VA menjadi 3.500 VA dan 900 VA menjadi 4.400 VA.
Penambahan daya khusus untuk penggunaan kompor induksi diharapkan tidak menghilangkan subsidi tarif listrik bagi penerima bantuan kompor induksi. Tahun ini, PLN menargetkan untuk menyalurkan 300.000 unit kompor induksi kepada keluarga penerima bantuan.
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan pemerintah perlu segera membuat regulasi khusus yang mengatur masa berlaku dan tarif listrik kompor induksi. Mekanisme lain seperti aturan penggunaan kompor LPG saat sudah menerima paket kompor induksi juga perlu diatur.
Menurutnya, penyusunan aturan tersebut bisa dilakukan jauh-jauh hari sejalan dengan pilot project yang telah dilakukan di Kota Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten Badung, Bali.
“Kalau ada kenaikan daya, jangan terlalu tinggi dan kebijakan harga bersubsidi harus digunakan. Selain itu, jangan melakukan penyesuaian tarif, ini akan memberatkan masyarakat karena kelompok sasarannya adalah kelompok rentan,” kata Mamit. saat dihubungi melalui telepon, Selasa (20/9).
Pemerintah juga diminta membenahi infrastruktur pendukung kelistrikan di daerah perbatasan, terpencil, dan tertinggal (3T) sebelum melaksanakan program konversi kompor induksi secara besar-besaran dan menyeluruh.
“Saya kira program ini dilaksanakan sementara untuk daerah-daerah yang sudah terjamin infrastruktur dan kehandalan listriknya, dikhawatirkan saat memasak tiba-tiba listrik mati atau ada perbaikan yang memakan waktu berjam-jam dan masyarakat tidak makan atau tidak memasak,” ujarnya. dia melanjutkan.
Mamit juga menekankan besarnya penambahan listrik yang dilakukan PLN kepada keluarga penerima. Menurutnya, kenaikan daya dari 450 VA menjadi 3.500 VA dan 900 VA menjadi 4.400 VA dinilai terlalu besar dan berpotensi menambah beban masyarakat.
“Daya sebesar itu tidak maksimal. Kalau ingin menambah daya jangan terlalu tinggi karena ada kebijakan penyesuaian tarif. Jangan sesuaikan tarif, ini akan memberatkan masyarakat. Tidak apa-apa kalau 450 VA dan 900 VA menjadi 2.200 VA menggunakan tarif bersubsidi,” kata Mamit.
Senada dengan itu, pakar ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan, penambahan daya listrik untuk program kompor induksi bagi pengguna 450 VA cukup ditingkatkan menjadi 1.300 VA.
“Tarif bersubsidi bagi pelanggan 450 VA dan sekitar 900 VA tetap perlu diberikan. Jika tidak, tentu akan membebani pengguna bersubsidi,” ujar Fahmy.
Dalam kesempatan tersebut, Fahmy juga menanggapi alasan pemerintah bahwa penerapan kompor induksi merupakan langkah untuk menyerap kelebihan pasokan listrik.
Menurut Fahmy, kelebihan pasokan listrik yang dihadapi PLN saat ini hanya bisa diatasi dengan menghentikan jual beli listrik dari pembangkit listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) selama produksi listrik tidak digunakan.
PLN menyatakan ada 6.800 megawatt (MW) listrik yang akan masuk Pulau Jawa dalam satu tahun ke depan, sedangkan tambahan kebutuhan hanya 800 MW. Situasi yang sama juga terjadi di Pulau Sumatera yang akan mendapat tambahan kapasitas listrik sebesar 5 gigawatt (GW) hingga tahun 2025.
Pencapaian tersebut tidak dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan listrik di Tanah Andalas yang hanya 1,5 GW dalam tiga tahun ke depan. “Salah menambah listrik untuk program kompor induksi untuk mengatasi keuangan PLN akibat kelebihan pasokan,” kata Fahmy.
Program penggantian kompor LPG ke kompor listrik ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi LPG yang sekitar 70% kebutuhannya harus impor, mengurangi beban subsidi LPG, serta mengurangi excess supply atau kelebihan pasokan listrik yang PLN saat ini memiliki. pengalaman