
Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara sebesar 694 juta ton pada 2023. Angka tersebut lebih tinggi 4,6% dari target produksi tahunan sebesar 663 juta ton pada tahun ini.
Direktur Pembinaan Pengusaha Batu Bara Lana Saria mengatakan, peningkatan target produksi batu bara tahun depan bertujuan untuk menjamin kebutuhan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik PLN yang mencapai 161,2 juta ton.
“Produksi batu bara Indonesia pada 2023 direncanakan 694 juta ton. Kami menjamin pasokan PLN sebesar 161,2 juta ton dengan memasukkan kewajiban kepatuhan dalam RKAP perusahaan tambang,” kata Lana melalui pesan singkat, Rabu (21/12). .
Ia mengatakan Kementerian ESDM menjamin keamanan pasokan batu bara ke PLN sejak penerapan Badan Layanan Umum (BLU) efektif Januari 2023. “Pemerintah sedang mencari mekanisme untuk memenuhi kebutuhan PLN dengan BLU. mekanisme yang masih disiapkan pemerintah,” kata Lana. .
Dalam kesempatan tersebut, Lana melaporkan ekspor batu bara hingga kuartal III tahun ini mencapai 383,5 juta ton. Khusus untuk penjualan ke Eropa, sebanyak 5,9 juta ton dikirim ke beberapa negara seperti Polandia, Belanda, dan Italia.
Sebelumnya, PLN memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik pada 2023 mencapai 161,2 juta ton. Jumlah tersebut dialokasikan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN sebanyak 83 juta ton dan PLTU swasta atau Independent Power Producer (IPP) sebanyak 78,2 juta ton.
Direktur Pengembangan Batubara PLN Eko Yuniarto menjelaskan, angka tersebut telah memperhitungkan variabel stok batu bara minimum hari operasi (HOP) 15 hingga 20 hari.
Eko menjelaskan estimasi total kebutuhan batu bara tahun depan lebih tinggi dari proyeksi kebutuhan batu bara tahun ini yang mencapai 115 juta ton. Kenaikan kebutuhan batu bara PLN tahun ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%.
“Pertumbuhan penjualan listrik secara konsolidasi sebesar 4,23%, kenaikan ini karena penambahan injeksi pelanggan yang besar,” ujar Eko saat menjadi pembicara dalam Rakernas ASPEBINDO II di Hotel Dharmawangsa, Senin (19/12).
Lebih lanjut, kata Eko, proyeksi permintaan batu bara yang melonjak tahun depan karena kenaikan penjualan listrik sekitar 6 jam pengajaran (TWh) dari tahun 2022. Keadaan ini berdampak pada peningkatan faktor kapasitas (CF) di beberapa PLTU tahun 2023. .
“Ada peningkatan penjualan listrik sekitar 6 TWh dari tahun 2022, sehingga beberapa PLTU CF akan bertambah untuk tahun 2023,” ujar Eko.