
Mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt tetap jalan meski PLN kelebihan pasokan listrik. Kementerian ESDM melaporkan hingga akhir tahun 2022, telah beroperasi komersial sebanyak 415 unit pembangkit dengan total kapasitas 16.596 MW.
“Penyelesaian pembangkit tersebut mencapai 16.596 MW dibandingkan dengan status akhir tahun 2021 sekitar 11.257,5 MW yang meningkat sekitar 5.338,2 MW,” kata Plt. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam jumpa pers dipantau secara daring, Selasa (31/1).
Dari kapasitas operasi tersebut, 11.897 MW dari 189 unit pembangkit dikuasai oleh independent power producer (IPP), sisanya 4.698 MW milik PLN dari 226 unit pembangkit.
Melalui proyek ini, pemerintah akan membangun 970 unit pembangkit listrik dari berbagai jenis antara lain dari sumber energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Panas Bumi (PLTP), Mikrohidro (PLTM).
Dari jumlah tersebut, 572 unit pembangkit dengan total kapasitas 29.983 MW memiliki power purchase agreement atau perjanjian jual beli listrik, sisanya 398 unit sebesar 5.478 MW masih belum memiliki PPA.
Sementara itu, 123 unit pembangkit dengan total kapasitas 12.839 MW masih dalam tahap konstruksi, 34 unit pembangkit berkapasitas 549 MW sudah PPA namun belum dimulai konstruksinya, 35 unit (558 MW) masih dalam proses pengadaan, dan 363 unit (558 MW) masih dalam proses pengadaan. unit. unit (4.920 MW) masih dalam proses perencanaan.
Berikut daftar pembangkit yang telah beroperasi atau memiliki commercial operation date (COD) pada tahun 2022:
PLTU Jawa 4 unit 5 dan 6: 2 x 1.070 MWPLTU Jawa Tengah (PPP) unit 1 dan 2: 2 x 1.000 MWPLTPGU Riau: 294,7 MWPLTP Bangkanai FTP 2: 127,1 MWPLTP Sokoria unit 1: 6,2 MWPLTP Sokoria: 6,6 MWPLTP Mara. Selayat: 1,3 MWPLTS Sangihe: 1,3 MWPLTS Medang: 0,3 MWPLTS Nusa Penida dan Waduk Terapung Nusa Penida: 3,19 MWPLTU Lontar Exp: 315 MWPLTU Muara Tawar Add-on Block 2 : 165,75 Barnd PLTU 2TM: 165,75 MWPLTU 2TM: 165,75 MWPLTU 2TM.
Dadan mengatakan penambahan kapasitas pembangkit tahun ini sebesar 5.338,2 MW masih di bawah target sebesar 5.988,64 MW. Hal ini sejalan dengan penurunan realisasi investasi ketenagalistrikan sebesar 14% menjadi US$ 5,75 miliar dari US$ 6,17 miliar tahun sebelumnya.
Meski realisasi ini melebihi target US$ 5 miliar. Dadan mengatakan penurunan investasi di sektor ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya penurunan konsumsi listrik akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan beberapa proyek mengalami perubahan jadwal COD.