
PT Freeport Indonesia menghentikan sementara penambangan karena hujan deras. Hujan deras menyebabkan beberapa pabrik pengolahan konsentrat mereka mengalami semburan lumpur.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, selain tergenang air, beberapa bagian jalan tambang juga rusak. Saat ini tim sedang memperbaiki situasi ini.
“Penambangan dan pengolahan dihentikan sementara untuk proses recovery,” kata Tony, Minggu (12/2) dikutip dari Antara.
Perusahaan juga telah mengevakuasi 14 pekerja yang tertahan akibat banjir. Ia pun berharap tambang tersebut bisa segera beroperasi kembali.
“Kawasan Copperpura, khususnya pabrik di MP 74 masih terkendali dengan baik,” ujarnya.
Wilayah operasional PT Freeport di Mile 74 Copperpura, Mimika, Papua Tengah dilanda banjir dan tanah longsor pada Sabtu (11/2). Meski tidak ada pekerja Freeport yang tewas, dua penambang tewas setelah terseret arus.
Kedua penambang itu bernama Jonius Mom dan Noni Kum. Saat ini petugas telah menemukan jenazah keduanya dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
“Penambang yang merupakan warga sekitar biasanya mendulang di Batu 72,” kata Kapolsek Tembagapura, AKP Ahmad Dahlan, Sabtu (11/2).
Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia mengatakan, hujan deras di Tembagapura menyebabkan air meluap ke Jalan West Gully. Jalan tersebut mengarah ke pabrik pengolahan konsentrat MP 74.