PT Aneka Tambang Tbk atau Antam memulai tahap peleburan feronikel di Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara, sejak Jumat (7/7). Dengan demikian, portofolio kapasitas produksi feronikel Antam meningkat 50% dibandingkan waktu sebelumnya.
Direktur Pengembangan Bisnis Antam I Dewa Wirantaya mengatakan, smelter feronikel Haltim merupakan pabrik baja berkapasitas 13.500 ton feronikel.
Ia menambahkan, peleburan feronikel Halmahera Timur akan mendukung produksi feronikel dari Pabrik Feronikel Kolaka di Sulawesi Tenggara dengan kapasitas hingga 27.000 ton feronikel. Melalui kombinasi kapasitas kedua smelter nikel tersebut, Antam akan memiliki portofolio kapasitas produksi feronikel sebesar 40.500 ton, naik 50% dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahap awal pengoperasian ditandai dengan proses pemanasan tungku atau tungku sebelum dialiri arus listrik. Setelah menyelesaikan proses tanur, Pabrik Peleburan Feronikel Haltim akan menjalankan saklar pada tanur. Proses ini menunjukkan bahwa pabrik peleburan logam nikel dan krom sudah resmi beroperasi.
Menurutnya, pengoperasian peleburan feronikel Haltim merupakan bagian dari penguatan industri dalam negeri melalui komitmen hilirisasi mineral.
“Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim merupakan salah satu wujud hilirisasi mineralisasi yang dilakukan Antam dalam rangka mendukung penguatan industri mineral di Indonesia,” kata Wirantaya dalam siaran pers, Rabu (12/7).
Antam merupakan salah satu BUMN pertambangan yang menggandeng PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) bersama PT Bukit Asam, PT Timah, PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia.
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan, pengoperasian pabrik Feronikel Antam tahap awal ini merupakan bagian dari komitmen MIND ID untuk mendukung hilirisasi komoditas tambang. Program hilirisasi, kata dia, bertujuan untuk memberikan nilai jual yang beragam bagi komoditas tambang.
“MIND ID terus berkomitmen menjalankan amanat pemerintah untuk menjadi perusahaan kelas dunia melalui penguasaan dan pemanfaatan cadangan mineral dan batubara Indonesia,” ujar Heri.
Lebih lanjut, Heri mengatakan MIND ID terus berkomitmen melaksanakan program hilirisasi dengan menambah jumlah smelter yang mengolah komoditas bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau produk jadi.
“Hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan nilai hasil pengolahan barang tambang,” kata Heri.
