
Tambang batu bara bawah tanah yang dikelola PT Nusa Alam Lestari (NAL) di Sawahlunto, Sumatera Barat meledak sekitar pukul 08.50 WIB hari ini (9/12). Korban mencapai 14 orang, 10 di antaranya meninggal dunia.
Sementara tiga luka ringan dan satu luka bakar berat. Seluruh korban berhasil dievakuasi pada pukul 17.50 WIB.
“Jenazah 10 pekerja sudah dibawa ke RSUD Kota Sawahlunto,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dalam siaran pers, Jumat (12/9).
Proses evakuasi dilakukan tim PT Nusa Alam Lestari bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, Basarnas, Balai Latihan Tambang Bawah Tanah Sawahlunto, Kementerian ESDM, Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, TNI, dan Kepolisian Republik Indonesia.
Seluruh kegiatan operasional di area PT Nusa Alam Lestari dihentikan sementara hingga hasil investigasi selesai. Penutupan operasi penambangan ini mengacu pada Surat Dirjen Mineral dan Batubara nomor 06.E/37.04/DJB/2019 tanggal 15 Agustus 2019 perihal Surat Edaran Kewajiban Perusahaan Mengenai Tindak Lanjut Akibat Kecelakaan Pertambangan Kematian.
Untuk mengkaji kejadian tersebut, Kementerian ESDM melakukan investigasi dan tindak lanjut. Tim Inspeksi Tambang Kementerian ESDM beranggotakan empat orang yang dipimpin langsung oleh Inspektur Tambang Wilayah Sumbar.
“Mereka tiba di lokasi ledakan untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan, mengkoordinir evakuasi korban, dan melakukan penyelidikan atas ledakan tersebut. Penyebab ledakan akan diselidiki lebih lanjut oleh Inspektur Tambang,” kata Ridwan.
PT Nusa Alam Lestari adalah Izin Usaha Pertambangan Batubara Nomor SK IUP OP No.570/1338-Periz/DPM-PTSP/VII/2020, 6 Juli 2020, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Luas tambang batu bara 94,20 hektare di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Sedangkan ledakan terjadi di lubang DC Number 02.